1. Resiko Keuangan
Aktivitas Grup menghadapi berbagai macam risiko keuangan, terutama: risiko kredit, risiko
likuiditas, dan risiko pasar termasuk risiko suku bunga, risiko nilai tukar mata uang asing, dan
risiko harga lain.
Sebagian besar bisnis Grup bergantung pada kondisi pasar komoditas biji plastik dan minyak
untuk mendukung stabilitas keuangan operasional. Grup mengambil kebijakan yang sedapat
mungkin meminimalisasi dampak risiko keuangan. Pengelolaan risiko dilakukan oleh Dewan
Direksi Grup. Dewan Direksi mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengatur risiko keuangan,
sesuai keperluan. Dewan Direksi menentukan prinsip dasar kebijakan manajemen risiko Grup
secara keseluruhan termasuk risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas.
2. Resiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan
atau pihak lawan akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Risiko kredit Grup terutama
melekat pada rekening bank, piutang usaha, piutang lain-lain dan investasi obligasi. Grup
memiliki kebijakan hanya akan menempatkan rekening dan deposito pada bank-bank yang
memiliki reputasi yang baik. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang
terkonsentrasi secara signifikan. Grup mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan
hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi
dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi
jumlah piutang tak tertagih.
Seluruh piutang dilakukan evaluasi secara periodik sehingga dapat diantisipasi kolektibilitasnya.
Kualitas kredit dari aset keuangan baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami
penurunan nilai dan jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai dengan
mengacu pada peringkat kredit eksternal (jika tersedia) atau mengacu pada informasi historis
mengenai tingkat gagal bayar debitur.
Untuk mengukur kerugian kredit ekspektasian, piutang dikelompokkan berdasarkan
karakteristik risiko kredit bersama dan hari lewat jatuh tempo. Tingkat kerugian ekspektasian
didasarkan pada profil pembayaran pelanggan dan serta kerugian kredit historis yang dialami,
bila ada. Tingkat kerugian historis kemudian disesuaikan untuk mencerminkan informasi terkini
dan informasi forward-looking mengenai faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi
kemampuan pelanggan untuk melunasi piutang.
3. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang
cukup untuk memenuhi liabilitasnya.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara
kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak
fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus
kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar
keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
4.Risiko suku bunga
Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari
suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur
Grup yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan utang bank.
Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Grup mengelola beban bunga melalui kombinasi
utang dengan suku bunga tetap dan suku bunga variabel dengan mengevaluasi kecenderungan
suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang
ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum
mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang baru.
5.Risiko nilai tukar
Grup terekspos risiko nilai tukar berbagai mata uang asing. Risiko nilai tukar kurs mata uang
asing muncul dari transaksi akan datang yang mengikat serta realisasi aset dan liabilitas moneter
dalam mata uang asing.
Untuk mengelola eksposur atas fluktuasi nilai tukar mata uang asing, Grup menjaga agar
eksposur berada pada tingkat yang dapat diterima dengan membeli mata uang asing yang akan
dibutuhkan untuk mengatasi fluktuasi jangka pendek.
Jika dianggap perlu, Grup melakukan lindung nilai untuk kebutuhan arus kas yang akan datang
dalam mata uang asing, terutama untuk pembayaran pembelian bahan baku impor yang
diestimasi berdasarkan data jatuh tempo pembayaran utang dalam mata uang asing. Tujuan
dari aktivitas lindung nilai ini adalah mengantisipasi dampak perubahan nilai tukar mata uang
asing terhadap laporan keuangan Grup.
6.Risiko harga biji plastik
Pendapatan Grup bergantung pada penjualan barang-barang olahan biji plastik yang sangat
dipengaruhi oleh harga biji plastik dunia. Harga biji plastik dunia dapat berfluktuasi secara
signifikan yang dipengaruhi terutama oleh harga suatu komoditas serta faktor permintaan dan
penawaran.
Grup mengambil kebijakan untuk mengkombinasikan strategi metode penetapan harga dan
waktu penetapan dengan terus memperhatikan perkembangan global yang mempengaruhi
pasar biji plastik.
7.Risiko peraturan internasional atau ketentuan negara lain
Ruang lingkup Grup saat ini meliputi pembelian yang berasal dari luar negeri serta penjualan
produk ke luar negeri. Ketidakpastian terkait regulasi di pasar internasional atau ketentuan
negara lain mampu mempengaruhi kegiatan usaha dari Grup.
Grup selalu mencari jaringan pemasok di berbagai negara dengan kualitas yang terbaik serta
mengembangkan ekspansi ekspor ke berbagai negara dengan mempelajari terlebih dahulu
karakteristik dan risiko bisnis dari negara yang dituju.
8.Risiko kebijakan pemerintah
Grup saat ini melakukan kegiatan usaha di Indonesia, dengan mengikuti peraturan-peraturan
dan ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pemerintah dapat mengeluarkan peraturan
atau ketentuan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kegiatan
usaha Grup saat ini.
Pada Februari 2020, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi XI telah menyetujui rencana
Menteri Keuangan untuk menerapkan tarif cukai terhadap produk plastik. Salah satu produk
yang terdampak adalah kantong plastik. Namun, implementasi dari peraturan ini masih dalam
tahap pembahasan oleh pemerintah. Selain itu, beberapa pemerintah daerah juga telah
mengeluarkan regulasi terkait pelarangan penggunaan kantong plastik sekali pakai. Dampak
dari peraturan ini belum dapat diketahui atau diestimasikan oleh Grup.
Grup mengambil kebijakan untuk mengembangkan diversifikasi produk ataupun unit usaha
yang sesuai dengan kebijakan pemerintah.